BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk dapat memahami pentingnya peningkatan kepedulian
sosial dalam kehidupan bermasyarakat, secara sistematis terlebih dahulu perlu
memahami permasalahan dan urgensinya. Selanjutnya memahami pengertian
kepedulian sosial, dimensi sosia kemasyarakatan dan bagaimana prakteknya dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat.
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial, Artinya
hidup menyendiri, tetapi sebagian besar hidupnya saling ketergantungan,
yangpada gilirannya tercapainya kondisi keseimbangan relative. Kondisi nyata
dalam kehidupan manusia yaitu ada yang kaya – miskin, kuat – lemah, besar –
kecil, dll.
Kita terbang lima belas abad kebelakang. Di suatu tempat
terlihat Rasulullah saw berkumpul bersama para sahabatnya yang kebanyakan orang
miskin. Sekedar menyebut beberapa nama sahabat yang hampir semuanya bekas
budak, yaitu Salman al-Farisi, Ammar bin Yasir, Bilal, Suhayb Khabab bin
Al-Arat. Pakaian mereka lusuh, berupa jubah bulu yang kasar. Tetapi mereka
adalah sahabat senior Nabi, para perintis perjuangan Islam.
Islam
adalah agama yang menghendaki kebaikan dalam dua aspek, pertama, aspek hablun
minAllah (hubungan vertical) yaitu hubungan antara hamba dengan tuhannya.
Kedua, aspek hablun minannas ( hubungan horizontal) yaitu hubungan antara hamba
dengan hamba lainnya.
Dengan
demikian, islam menghendaki pemeluknya untuk berbuat kesalehan. Pertama,
kesalehan ritual yaitu kesalehan seorang hamba dalam hubungan dengan tuhan atau
dalam beribadah. Dan yang kedua, kesalehan social, yaitu kesalehan dalam
hubungan dengan sesama manusia.
Islam
sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, apalagi
terhadap orang-orang yang betul-betul sangat membutuhkan.
Hubungan
dengan sesama harus dibangun sedemikian indah dan harmonis. Bangunlah
persahabatan yang baik dengan siapa saja, tanpa pandang bulu. Berbagilah dengan
sesama makluk ciptaan Allah.
Allah
memerintahkan kita untuk mengadakan hubungan dengan sesama,hablum minannas,
disebut juga silaturahim. Hubungan antara orang per orang bias dilakukan dengan
berbagai tujuan duniawi, tetapi landasan utamanya adalah saling berkasih
sayang, sehingga masing-masing mendapat manfaat dan tidak ada yang dirugikan.
B. Tujuan
Tujuan Makalah ini adalah :
- Agar kita lebih mengerti akan
pentingnya kepedulian social
- Supaya kita bisa menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari pentingnya kepedulian sosial
- Biar kita bisa mencontohkan sifat
Nabi pada zaman dahulu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepedulian
Sosial
1.
Memperhatikan
Kesulitan Orang lain
Dalam
sebuah buku yang berjudul 8 pesan lukman Al-hakim, lukman al-hakim berkata ;
ketahuilah anak-anakku ! di dunia ini sunnatullah (hukum yang dibuat Allah
berlaku untuk menjadi kaidah dalam semesta). Diantara sunnatullah itu ada yang
disebut “ hukum tarik menarik”. Kebaikan akan menarik kebaikan yang sama, dan
keburukan akan menarik keburukan yang sama. Maka jika kamu berbuat baik ,
berarti kamu menarik kebaikan dari luar masuk kedalam diri kamu, begitupun
sebaliknya.
Islam
adalah agama yang menghendaki kebaikan dalam dua aspek, pertama, aspek hablun
minAllah (hubungan vertical) yaitu hubungan antara hamba dengan tuhannya.
Kedua, aspek hablun minannas ( hubungan horizontal) yaitu hubungan antara hamba
dengan hamba lainnya.
Dengan
demikian, islam menghendaki pemeluknya untuk berbuat kesalehan. Pertama,
kesalehan ritual yaitu kesalehan seorang hamba dalam hubungan dengan tuhan atau
dalam beribadah. Dan yang kedua, kesalehan social, yaitu kesalehan dalam
hubungan dengan sesama manusia.
Islam
sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, apalagi
terhadap orang-orang yang betul-betul sangat membutuhkan.
Dalam setiap agama, peduli pada kesusahan orang lain adalah
sebuah kewajiban. Apalagi dalam agama Islam diwajibkan untuk membantu saudara
sesama manusia, sesama makhluk Tuhan, apalagi bila itu adalah umat muslim,
dengan apa pun yang dapat kita lakukan. Karena menurut Islam umat adalah bagai
sebuah bangunan, bila satu bagian rusak atau sakit maka bagian lain akan goyah.
Perhatikan
nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri
rezeki kecuali oleh orang-orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin
Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar memperhatikan nasib kaum lemah
karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan rezeki berkat peranan mereka.
Seandainya di dunia ini semua orang menjadi kuat, maka tak dapat kita bayangkan
apa yang terjadi. Dalam hadis lain di sebutkan sekira-kiranya artinya :
Bersedekahlah sebelum dating suatu masa yang pada saat itu seorang berjalan
dengan membawa harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin, akan tetapi
ia tidak dapat menemukannya. Jawaban mereka sama, yaitu seandainya kamu dating
kemarin niscaya kami mau menerimanya.
Bermurah hati, berdermawan dan berinjak dalam kebaikan yang
artinya sebagai berikut :
“Allah Ta’ala berfirman dan terhadap
apa saja yang kami nafkahkan aka Allah menggantinya” (Saba’ 34 : 34)
Manfaat yang dapat diambil dari memperhatikan kesusahan
orang lain :
a. Memperhatikan
kesusahan orang lain memperoleh balasan yang amat besar.
Dalam
hadits Arba'in terdapat hadits yang berbunyi,
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa
melepaskan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan
melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan
(mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di
akhirat. ………..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu
senantiasa menolong saudaranya." (HR Muslim)
Seseorang baru dapat meringankan atau bahkan melepaskan
kesulitan orang lain, setelah dia memperhatikan kesulitan orang itu.
b. Memperhatikan
kesusahan orang lain menyelamatkan orang banyak
Di dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan
orang yang menjaga dan menerapkan peraturan Allah seperti kelompok penempang
kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di
bagian atas, dan sebagian yang lain di bagian bawah. Penumpang bagian bawah,
jika mereka membutuhkan air, maka harus berjalan melewati bagian atas kapal.
Maka merekapun berujar, ":Bagaimana jika kami lobangi saja bagian bawah
kapal ini (untuk mendapat air), toh hal itu tidak menyakiti orang yang berada
di bagian atas." Jika kalian biarkan mereka berbuat menurut keinginan
mereka itu, maka binasalah mereka dan seluruh penumpang kapal itu. Tetapi jika
kalian cegah mereka, maka selamatlah mereka dan seluruh penumpang yang lain."
Kapal tidak akan ditenggelam, tidak akan dilubangi oleh
orang yang berada di bagian bawah kapal, jika orang yang di bagian atas kapal
mengetahui kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal. Kebutuhan orang
yang berada di bagian bawah kapal adalah air.
c. Memperhatikan
kesusahan orang lain merupakan langkah awal menjadi politikus
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa tidak
memperhatikan perkara kaum muslimin, maka dia bukan termasuk bagian dari mereka
(kaum muslimin)."
Kita mungkin sama-sama maklum, bila mendengar cerita bahwa
kepala negara berlangganan koran amat banyak. Mengapa? Karena dia mengetahui
kesulitan, kebutuhan dan kesusahan yang dialami rakyatnya. Mulai dari masalah
perumahan, pangan, pakaian, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, keamanan (harta,
kehormatan, akal dan nyawa).
Orang yang senantiasa memperhatikan permasalahan rakyat
banyak, berpotensi menjadi seorang politikus.
Adapun hal-hal dalam
berbuat kebaikan terhadap sesama manusia adalah :
a)
Melepaskan
berbagai kesusahan orang mukmin
Melepaskan
kesusahan orang lain sangat luas maknanya, tergantung pada kesusahan yang
sedang diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang
miskin, sedangkan ia termasuk orang yang berkecukupan atau kaya, ia harus
berusaha menolongnya dengan cara memberikan pekerjaan atau memberikan bantuan
sesuai kemampuannya, jika saudaranya sakit, ia berusaha menolongna, antara lain
dengan membantu memanggilkan dokter atau memberi bantuan uang alakadarnya guna
meringankan biaya pengobatannya. Jika saudaranya dililit utang ia berusaha
untuk mencarikan jalan keluar, baik dengan memberikan bantuan agar utangnnya
cepat dilunasi, maupun sekedar memberikan arahan-arahan yang akan membantu
saudaranya dalam mengatasi utangnya tersebut dan lain-lain.
Orang muslim
yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya seiman berarti
telah menolong hamba Allah SWT. Yang sangat disukai oleh-Nya dan Allah SWT pun
akan memberikan pertolongannya serta menyelamatkannnya dari berbagai kesusahan,
baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman-Nya
Artinya
Jika
kamu menolong (agama) Allah , niscaya Allah pun akan menolong kamu semua.
Begitu pula
orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai cobaan dan
bahaya, ia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT dan Allah SWT
pun akan melepaskannya dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik di
dunia maupn di akhirat,
b)
Melonggarkan
kesusahan orang lain
Adakalanya suatu
masalah sanga sulit untuk diatasi atau hanya dapat diselaikan oleh yang
bersangkutan. Terhadap masalah seperti ini, seorang mukmin ikut melonggarkannya
atau memberikan pandangan dan jalan keluar, walaupun ia sendiri tidak terlibat
secara langsung. Bahkan, dengan hanya mendegarkan keluhannya saja sudah cukup
untuk mengurangi beban yang dihadapi olehnya.
Dengan demikian,
melonggarkan kesusahan orang lain haruslah sesuai dengan kemampuan saja dan
bergantung kepada kesusahan apa yang sedang dialami oleh saudaranya seiman
tersebut. Jika mampu meringankan kesusahannya dengan memberikan materi berilah
materi kepadanya. Dengan demikian, kesusahannya dapat berkurang, bahkan dapat
teratasi. Namun jika tidak memilki materi, berilah saran atau jalan keluar agar
masalah yang dihadapinya cepat selesai. Bahkan jika tidak mempunyai idea tau
saran, doakanlah agar kesusahannya segera teratasi dengan pertlongan Allah SWT.
Termasuk doa paling baik jika mendoakan orang lain dan orang yang didoakan
tidak mengetahuinya.
Orang yang
berusaha sekuat tenaga untuk menlonggarkan penderitaan saudaranya sesuai dengan
kemampuan yang dimilkinya, ia akan mendapakan pertolongan dari Allah SWT yaitu Allah
akan melonggarkan berbagai kesusahannya, baik di dunia maupun diakhirat.
c)
Menutupi
aib seorang mukmin serta menjaga orang lain dari berbuat dosa
Orang mukmin pun
harus berusaha menutupi aib saudaranya. Ia harus berusaha menjaga rahasia
saudaranya. Apalagi jika ia tau bahwa orang yang bersangkutan tidak akan senang
kalau aib atau rahasianya diketahui orang lain. Namun demikian, jika aib
tersebut berhubungan dengan kejahatan yang telah dilakukannya, ia tidak boleh
menutupinya. Jika hal itu dilakukan , berarti ia telah menolong orang lain
dalam hal kejahatan sehingga orang tersebut terhindar dari hukuman. Perbuatan itu
sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam islam. Sebagaimana firman-Nya :
Artinya
Janganlah
kamu saling menolong dalam dosa dan permusuhan”
Dengan demkian,
jika melihat seseorang akan melakukan kejahatan atau dosa, setiap mukmin harus
berusaha untuk mencegahnya dan menasihatinya. Jika orang tersebut sudah
terlanjur melakukan perbuatan dosa, suruhah untuk bertobat karena Allah SWT
maha pengampun dan maha penerma tobat. Tindakan itu termasuk pertolongan juga
karena berusaha menyelamatkan seseorang dari azab Allah SWT
Itulah makna
lain dari menutup aib kaum muslimin, yakni menutupi agar saudaranya tidak
terjerumus kedalam kesesatan dari dosa. Orang yang berusaha untuk menutupi aib
saudarnya, maka Allah pun akan menutupinya agar tidak melakukan perbuatan yang
dilarang Allah di dunia, sehingga ia tidak mendapatkan siksa diakhirat.
d)
Allah
SWT senantiasa akan menolong hambanya, selagi hambanya menolong saudarnya
Jika ditelaah
secara seksama, pertolongan yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya,
pada hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Hal ini karena Allah SWT pun akan
menolongnya, baik di dunia maupun di akhirat selama hambanya mau menolong
saudaranya. Dengan kata lain, ia telah menyelamatkan dirinya sendri dari
berbagai kesusahan dunia dan akhirat.
Maka orang yang
suka menolong orang lain, misanya dengan memberikan bantuan materi, hendaknya
tidak merasa khawatir bahwa ia akan jatuh miskin atau ditimpa kesusahan.
Sebaliknya, ia harus berpikir bahwa segala sesuatu yang ia miliki adalah milik Allah
SWT. Jika dia bermaksud mengambilnya maka harta itu habis. Begitu juga jika dia
bermaksud menambahnya, maka seketika akan bertambah banyak.
Mereka yang suka
menolong orang lain dijanjikan akan mendapatkan penggantinya sesuai
perbuatannya, baik di dunia maupun di akhirat. Tentu saja dalam memberikan
pertolongan kepada orang lain jangan berlebihan.
Yang peling
penting dalam melakukan perbuatan yang dianjurkan syara. Seperti menolong atau
melonggarkan kesusahan orang lain, adalah tidak mengharapkan imbalan dari orang
yang ditolong, melainkan ikhlas semata-mata didasari rasa iman dan ingin
mendapatkan ridha-Nya
Beberapa syariat
islam, seperti zakat antara lain untuk memupuk jiwa kepedulian terhadap sesama
mukmin yang berada dalam kemiskinan.
Orang yang
memiliki kedudukan atau harta yang melebihi orang lain, hendaknya tidak
menjadikannya sombong atau tinggi hati serta tidak mau menolong orang yang
sangat membutuhkan pertolongannya. Pada hakikatnya, Allah SWT menjadikan adanya
perbedaan seseorang dengan yang lainnya adalah untuk saling melengkapi, saling
membantu, dan saling menolong satu sama lain
Dengan demikian,
pada hakikatnya hidup di dunia adalah saling membantu dan mengisi. Orang kaya
tidak akan menjadi kaya jika tidak ada orang-orang misk semakain kaya
seseorang, ia semakin membutuhkan orang-orang miskin.
Ketentraman pun
akan dapat diciptakan jika masing-masing golongan saling memperhatikan dan
menolong satu sama lain sehingga kesejahteraan tidak hanya pada satu golongan
saja.
Rasa
sejahteralah yang merupakan benteng utama menghindari perpecahan dan berbagai
penyakit social yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, kepekaan para pemimpin,
peran wakil rakyat, dan semua umat islam yang mampu sangat dibutuhkan untuk
menyejahterakan kaum yang lemah.
Memeperbaiki
kesejahteraan merupakan salah satu cara dalam memperbaiki keadaan masyarakat,
sebagaimana diungkapkan oleh Abu Hasan
dalam “kitab Adab Ad-Dunia Wa Ad-Din yakni : menjadikan manusia taat;
menyatukan rasa dalam hal kesenangan dan penderitaan; dan menjaga dari hal-hal
yang akan mengganggu stablitas kehidupan.
Oleh
karena itu marilah kita berbuat kesalehan social dengan banyak membantu orang
yang kesusahan agar Allah senanatiasa memberkah kita.
BAB
III
KESIMPULAN
Orang
yang melepaskan kesusahan seorang mukmin dar berbagai kesusahan dunia akan
mendapat pertolongan Allah, yaitu Allah SWT akan melepaskan orang tersebut dari
kesusahan-kesusahan pada hari kiamat, orang yang memeberi kelonggaran kepada
orang yang sedang ditimpa kesusahan, niscaya Allah member kelonggaran bagi
orang tersebut di dunia dan di akhirat dan orang yang menutupi seorang mukmin
dari aib dan perbuatan dosa, niscaya Allah akan menutupi orang tersebut dari
aib dan azab di akhirat.
Ketiga
ungkapan tersebut, pada intinya adalah anjuran kepada setiap orang yang beriman
agar mau memperhatikan dan saling menolong, dan Allah akan membalasnya dengan
yang lebih baik.
Sesungguhnya
Allah SWT akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong dan
membantu sesama saudaranya.
Kepedulian
Sosial
1.
Memperhatikan
Kesulitan Orang lain
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa
melepaskan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan
melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan
(mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di
akhirat. ………..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu
senantiasa menolong saudaranya." (HR Muslim)
Perhatikan nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri
rezeki kecuali oleh orang-orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin
Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar memperhatikan nasib kaum lemah
karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan rezeki berkat peranan mereka.
Seandainya di dunia ini semua orang menjadi kuat, maka tak dapat kita bayangkan
apa yang terjadi. Dalam hadis lain di sebutkan sekira-kiranya artinya :
Bersedekahlah sebelum dating suatu masa yang pada saat itu seorang berjalan
dengan membawa harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin, akan tetapi
ia tidak dapat menemukannya. Jawaban mereka sama, yaitu seandainya kamu dating
kemarin niscaya kami mau menerimanya.
Manfaat yang dapat diambil dari
memperhatikan kesusahan orang lain :
a. Memperhatikan
kesusahan orang lain memperoleh balasan yang amat besar.
b. Memperhatikan
kesusahan orang lain menyelamatkan orang banyak
- Memperhatikan kesusahan orang lain merupakan langkah awal menjadi politikus
Adapun
hal-hal dalam berbuat kebaikan terhadap sesama manusia adalah :
a.
Melepaskan
berbagai kesusahan orang mukmin
b.
Melonggarkan
kesusahan orang lain
c.
Menutupi
aib seorang mukmin serta menjaga orang lain dari berbuat dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar