Minggu, 13 Januari 2013

hadits kepedulian sosial



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Untuk dapat memahami pentingnya peningkatan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat, secara sistematis terlebih dahulu perlu memahami permasalahan dan urgensinya. Selanjutnya memahami pengertian kepedulian sosial, dimensi sosia kemasyarakatan dan bagaimana prakteknya dalam berbagai kehidupan bermasyarakat.
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial, Artinya hidup menyendiri, tetapi sebagian besar hidupnya saling ketergantungan, yangpada gilirannya tercapainya kondisi keseimbangan relative. Kondisi nyata dalam kehidupan manusia yaitu ada yang kaya – miskin, kuat – lemah, besar – kecil, dll.
Kita terbang lima belas abad kebelakang. Di suatu tempat terlihat Rasulullah saw berkumpul bersama para sahabatnya yang kebanyakan orang miskin. Sekedar menyebut beberapa nama sahabat yang hampir semuanya bekas budak, yaitu Salman al-Farisi, Ammar bin Yasir, Bilal, Suhayb Khabab bin Al-Arat. Pakaian mereka lusuh, berupa jubah bulu yang kasar. Tetapi mereka adalah sahabat senior Nabi, para perintis perjuangan Islam.
Islam adalah agama yang menghendaki kebaikan dalam dua aspek, pertama, aspek hablun minAllah (hubungan vertical) yaitu hubungan antara hamba dengan tuhannya. Kedua, aspek hablun minannas ( hubungan horizontal) yaitu hubungan antara hamba dengan hamba lainnya.
Dengan demikian, islam menghendaki pemeluknya untuk berbuat kesalehan. Pertama, kesalehan ritual yaitu kesalehan seorang hamba dalam hubungan dengan tuhan atau dalam beribadah. Dan yang kedua, kesalehan social, yaitu kesalehan dalam hubungan dengan sesama manusia.
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, apalagi terhadap orang-orang yang betul-betul sangat membutuhkan.
Hubungan dengan sesama harus dibangun sedemikian indah dan harmonis. Bangunlah persahabatan yang baik dengan siapa saja, tanpa pandang bulu. Berbagilah dengan sesama makluk ciptaan Allah.
Allah memerintahkan kita untuk mengadakan hubungan dengan sesama,hablum minannas, disebut juga silaturahim. Hubungan antara orang per orang bias dilakukan dengan berbagai tujuan duniawi, tetapi landasan utamanya adalah saling berkasih sayang, sehingga masing-masing mendapat manfaat dan tidak ada yang dirugikan.
B. Tujuan
Tujuan Makalah ini adalah :
- Agar kita lebih mengerti akan pentingnya kepedulian social
- Supaya kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari pentingnya kepedulian sosial
- Biar kita bisa mencontohkan sifat Nabi pada zaman dahulu.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kepedulian Sosial
1.      Memperhatikan Kesulitan Orang lain
Dalam sebuah buku yang berjudul 8 pesan lukman Al-hakim, lukman al-hakim berkata ; ketahuilah anak-anakku ! di dunia ini sunnatullah (hukum yang dibuat Allah berlaku untuk menjadi kaidah dalam semesta). Diantara sunnatullah itu ada yang disebut “ hukum tarik menarik”. Kebaikan akan menarik kebaikan yang sama, dan keburukan akan menarik keburukan yang sama. Maka jika kamu berbuat baik , berarti kamu menarik kebaikan dari luar masuk kedalam diri kamu, begitupun sebaliknya.
Islam adalah agama yang menghendaki kebaikan dalam dua aspek, pertama, aspek hablun minAllah (hubungan vertical) yaitu hubungan antara hamba dengan tuhannya. Kedua, aspek hablun minannas ( hubungan horizontal) yaitu hubungan antara hamba dengan hamba lainnya.
Dengan demikian, islam menghendaki pemeluknya untuk berbuat kesalehan. Pertama, kesalehan ritual yaitu kesalehan seorang hamba dalam hubungan dengan tuhan atau dalam beribadah. Dan yang kedua, kesalehan social, yaitu kesalehan dalam hubungan dengan sesama manusia.
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, apalagi terhadap orang-orang yang betul-betul sangat membutuhkan.
Dalam setiap agama, peduli pada kesusahan orang lain adalah sebuah kewajiban. Apalagi dalam agama Islam diwajibkan untuk membantu saudara sesama manusia, sesama makhluk Tuhan, apalagi bila itu adalah umat muslim, dengan apa pun yang dapat kita lakukan. Karena menurut Islam umat adalah bagai sebuah bangunan, bila satu bagian rusak atau sakit maka bagian lain akan goyah.
Perhatikan nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri rezeki kecuali oleh orang-orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar memperhatikan nasib kaum lemah karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan rezeki berkat peranan mereka. Seandainya di dunia ini semua orang menjadi kuat, maka tak dapat kita bayangkan apa yang terjadi. Dalam hadis lain di sebutkan sekira-kiranya artinya : Bersedekahlah sebelum dating suatu masa yang pada saat itu seorang berjalan dengan membawa harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin, akan tetapi ia tidak dapat menemukannya. Jawaban mereka sama, yaitu seandainya kamu dating kemarin niscaya kami mau menerimanya.
Bermurah hati, berdermawan dan berinjak dalam kebaikan yang artinya sebagai berikut :
“Allah Ta’ala berfirman dan terhadap apa saja yang kami nafkahkan aka Allah menggantinya” (Saba’ 34 : 34)
Manfaat yang dapat diambil dari memperhatikan kesusahan orang lain :
a.    Memperhatikan kesusahan orang lain memperoleh balasan yang amat besar.
Dalam hadits Arba'in terdapat hadits yang berbunyi,
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa melepaskan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. ………..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya." (HR Muslim)
Seseorang baru dapat meringankan atau bahkan melepaskan kesulitan orang lain, setelah dia memperhatikan kesulitan orang itu.


b.   Memperhatikan kesusahan orang lain menyelamatkan orang banyak
Di dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan peraturan Allah seperti kelompok penempang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian yang lain di bagian bawah. Penumpang bagian bawah, jika mereka membutuhkan air, maka harus berjalan melewati bagian atas kapal. Maka merekapun berujar, ":Bagaimana jika kami lobangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapat air), toh hal itu tidak menyakiti orang yang berada di bagian atas." Jika kalian biarkan mereka berbuat menurut keinginan mereka itu, maka binasalah mereka dan seluruh penumpang kapal itu. Tetapi jika kalian cegah mereka, maka selamatlah mereka dan seluruh penumpang yang lain."
Kapal tidak akan ditenggelam, tidak akan dilubangi oleh orang yang berada di bagian bawah kapal, jika orang yang di bagian atas kapal mengetahui kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal. Kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal adalah air.
c.       Memperhatikan kesusahan orang lain merupakan langkah awal menjadi politikus
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa tidak memperhatikan perkara kaum muslimin, maka dia bukan termasuk bagian dari mereka (kaum muslimin)."
Kita mungkin sama-sama maklum, bila mendengar cerita bahwa kepala negara berlangganan koran amat banyak. Mengapa? Karena dia mengetahui kesulitan, kebutuhan dan kesusahan yang dialami rakyatnya. Mulai dari masalah perumahan, pangan, pakaian, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, keamanan (harta, kehormatan, akal dan nyawa).
Orang yang senantiasa memperhatikan permasalahan rakyat banyak, berpotensi menjadi seorang politikus.
Adapun hal-hal dalam berbuat kebaikan terhadap sesama manusia adalah :
a)      Melepaskan berbagai kesusahan orang mukmin
Melepaskan kesusahan orang lain sangat luas maknanya, tergantung pada kesusahan yang sedang diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang miskin, sedangkan ia termasuk orang yang berkecukupan atau kaya, ia harus berusaha menolongnya dengan cara memberikan pekerjaan atau memberikan bantuan sesuai kemampuannya, jika saudaranya sakit, ia berusaha menolongna, antara lain dengan membantu memanggilkan dokter atau memberi bantuan uang alakadarnya guna meringankan biaya pengobatannya. Jika saudaranya dililit utang ia berusaha untuk mencarikan jalan keluar, baik dengan memberikan bantuan agar utangnnya cepat dilunasi, maupun sekedar memberikan arahan-arahan yang akan membantu saudaranya dalam mengatasi utangnya tersebut dan lain-lain.
Orang muslim yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya seiman berarti telah menolong hamba Allah SWT. Yang sangat disukai oleh-Nya dan Allah SWT pun akan memberikan pertolongannya serta menyelamatkannnya dari berbagai kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman-Nya
Artinya
Jika kamu menolong (agama) Allah , niscaya Allah pun akan menolong kamu semua.
Begitu pula orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai cobaan dan bahaya, ia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT dan Allah SWT pun akan melepaskannya dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik di dunia maupn di akhirat,

b)      Melonggarkan kesusahan orang lain
Adakalanya suatu masalah sanga sulit untuk diatasi atau hanya dapat diselaikan oleh yang bersangkutan. Terhadap masalah seperti ini, seorang mukmin ikut melonggarkannya atau memberikan pandangan dan jalan keluar, walaupun ia sendiri tidak terlibat secara langsung. Bahkan, dengan hanya mendegarkan keluhannya saja sudah cukup untuk mengurangi beban yang dihadapi olehnya.
Dengan demikian, melonggarkan kesusahan orang lain haruslah sesuai dengan kemampuan saja dan bergantung kepada kesusahan apa yang sedang dialami oleh saudaranya seiman tersebut. Jika mampu meringankan kesusahannya dengan memberikan materi berilah materi kepadanya. Dengan demikian, kesusahannya dapat berkurang, bahkan dapat teratasi. Namun jika tidak memilki materi, berilah saran atau jalan keluar agar masalah yang dihadapinya cepat selesai. Bahkan jika tidak mempunyai idea tau saran, doakanlah agar kesusahannya segera teratasi dengan pertlongan Allah SWT. Termasuk doa paling baik jika mendoakan orang lain dan orang yang didoakan tidak mengetahuinya.
Orang yang berusaha sekuat tenaga untuk menlonggarkan penderitaan saudaranya sesuai dengan kemampuan yang dimilkinya, ia akan mendapakan pertolongan dari Allah SWT yaitu Allah akan melonggarkan berbagai kesusahannya, baik di dunia maupun diakhirat.

c)      Menutupi aib seorang mukmin serta menjaga orang lain dari berbuat dosa
Orang mukmin pun harus berusaha menutupi aib saudaranya. Ia harus berusaha menjaga rahasia saudaranya. Apalagi jika ia tau bahwa orang yang bersangkutan tidak akan senang kalau aib atau rahasianya diketahui orang lain. Namun demikian, jika aib tersebut berhubungan dengan kejahatan yang telah dilakukannya, ia tidak boleh menutupinya. Jika hal itu dilakukan , berarti ia telah menolong orang lain dalam hal kejahatan sehingga orang tersebut terhindar dari hukuman. Perbuatan itu sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam islam. Sebagaimana firman-Nya :
Artinya
Janganlah kamu saling menolong dalam dosa dan permusuhan”
Dengan demkian, jika melihat seseorang akan melakukan kejahatan atau dosa, setiap mukmin harus berusaha untuk mencegahnya dan menasihatinya. Jika orang tersebut sudah terlanjur melakukan perbuatan dosa, suruhah untuk bertobat karena Allah SWT maha pengampun dan maha penerma tobat. Tindakan itu termasuk pertolongan juga karena berusaha menyelamatkan seseorang dari azab Allah SWT
Itulah makna lain dari menutup aib kaum muslimin, yakni menutupi agar saudaranya tidak terjerumus kedalam kesesatan dari dosa. Orang yang berusaha untuk menutupi aib saudarnya, maka Allah pun akan menutupinya agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah di dunia, sehingga ia tidak mendapatkan siksa diakhirat.

d)      Allah SWT senantiasa akan menolong hambanya, selagi hambanya menolong saudarnya
Jika ditelaah secara seksama, pertolongan yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya, pada hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Hal ini karena Allah SWT pun akan menolongnya, baik di dunia maupun di akhirat selama hambanya mau menolong saudaranya. Dengan kata lain, ia telah menyelamatkan dirinya sendri dari berbagai kesusahan dunia dan akhirat.
Maka orang yang suka menolong orang lain, misanya dengan memberikan bantuan materi, hendaknya tidak merasa khawatir bahwa ia akan jatuh miskin atau ditimpa kesusahan. Sebaliknya, ia harus berpikir bahwa segala sesuatu yang ia miliki adalah milik Allah SWT. Jika dia bermaksud mengambilnya maka harta itu habis. Begitu juga jika dia bermaksud menambahnya, maka seketika akan bertambah banyak.
Mereka yang suka menolong orang lain dijanjikan akan mendapatkan penggantinya sesuai perbuatannya, baik di dunia maupun di akhirat. Tentu saja dalam memberikan pertolongan kepada orang lain jangan berlebihan.
Yang peling penting dalam melakukan perbuatan yang dianjurkan syara. Seperti menolong atau melonggarkan kesusahan orang lain, adalah tidak mengharapkan imbalan dari orang yang ditolong, melainkan ikhlas semata-mata didasari rasa iman dan ingin mendapatkan ridha-Nya
Beberapa syariat islam, seperti zakat antara lain untuk memupuk jiwa kepedulian terhadap sesama mukmin yang berada dalam kemiskinan.
Orang yang memiliki kedudukan atau harta yang melebihi orang lain, hendaknya tidak menjadikannya sombong atau tinggi hati serta tidak mau menolong orang yang sangat membutuhkan pertolongannya. Pada hakikatnya, Allah SWT menjadikan adanya perbedaan seseorang dengan yang lainnya adalah untuk saling melengkapi, saling membantu, dan saling menolong satu sama lain
Dengan demikian, pada hakikatnya hidup di dunia adalah saling membantu dan mengisi. Orang kaya tidak akan menjadi kaya jika tidak ada orang-orang misk semakain kaya seseorang, ia semakin membutuhkan orang-orang miskin.
Ketentraman pun akan dapat diciptakan jika masing-masing golongan saling memperhatikan dan menolong satu sama lain sehingga kesejahteraan tidak hanya pada satu golongan saja.
Rasa sejahteralah yang merupakan benteng utama menghindari perpecahan dan berbagai penyakit social yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, kepekaan para pemimpin, peran wakil rakyat, dan semua umat islam yang mampu sangat dibutuhkan untuk menyejahterakan kaum yang lemah.
Memeperbaiki kesejahteraan merupakan salah satu cara dalam memperbaiki keadaan masyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh  Abu Hasan dalam “kitab Adab Ad-Dunia Wa Ad-Din yakni : menjadikan manusia taat; menyatukan rasa dalam hal kesenangan dan penderitaan; dan menjaga dari hal-hal yang akan mengganggu stablitas kehidupan.
Oleh karena itu marilah kita berbuat kesalehan social dengan banyak membantu orang yang kesusahan agar Allah senanatiasa memberkah kita.
BAB III
KESIMPULAN

Orang yang melepaskan kesusahan seorang mukmin dar berbagai kesusahan dunia akan mendapat pertolongan Allah, yaitu Allah SWT akan melepaskan orang tersebut dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat, orang yang memeberi kelonggaran kepada orang yang sedang ditimpa kesusahan, niscaya Allah member kelonggaran bagi orang tersebut di dunia dan di akhirat dan orang yang menutupi seorang mukmin dari aib dan perbuatan dosa, niscaya Allah akan menutupi orang tersebut dari aib dan azab di akhirat.
Ketiga ungkapan tersebut, pada intinya adalah anjuran kepada setiap orang yang beriman agar mau memperhatikan dan saling menolong, dan Allah akan membalasnya dengan yang lebih baik.
Sesungguhnya Allah SWT akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong dan membantu sesama saudaranya.
Kepedulian Sosial
1.      Memperhatikan Kesulitan Orang lain
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa melepaskan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. ………..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya." (HR Muslim)
Perhatikan nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri rezeki kecuali oleh orang-orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar memperhatikan nasib kaum lemah karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan rezeki berkat peranan mereka. Seandainya di dunia ini semua orang menjadi kuat, maka tak dapat kita bayangkan apa yang terjadi. Dalam hadis lain di sebutkan sekira-kiranya artinya : Bersedekahlah sebelum dating suatu masa yang pada saat itu seorang berjalan dengan membawa harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin, akan tetapi ia tidak dapat menemukannya. Jawaban mereka sama, yaitu seandainya kamu dating kemarin niscaya kami mau menerimanya.
Manfaat yang dapat diambil dari memperhatikan kesusahan orang lain :
a.       Memperhatikan kesusahan orang lain memperoleh balasan yang amat besar.
b.      Memperhatikan kesusahan orang lain menyelamatkan orang banyak
  1. Memperhatikan kesusahan orang lain merupakan langkah awal menjadi politikus
Adapun hal-hal dalam berbuat kebaikan terhadap sesama manusia adalah :
a.      Melepaskan berbagai kesusahan orang mukmin
b.      Melonggarkan kesusahan orang lain
c.       Menutupi aib seorang mukmin serta menjaga orang lain dari berbuat dosa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar